SUKU DAYAK IBAN RAIH PENGHARGAAN EQUATOR PRIZE DARI PBB

 Komunitas Adat Dayak Iban dari Sungai Utik, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat di anugerahi "Equator Prize" pada pekan sidang majelis umum PBB di New York.

mereka telah menjaga lebih dari 9000 hektar hutan yang menjadi tempat tinggal mereka dari perambahan hutan Ilegal Industri kelapa sawit dan kepentingan-kepentingan Korporat lainnya. Malam penganugerahan Equator Prize di adakan di"The Town Hall" kota New York dan di selenggarakan oleh UNDP atau Badan Program Pembangunan PBB.
Dayak Iban salah satunya di wakili oleh kepala Komunitas Adat, Bandi Apai Janggut yang telah berusia hampir 90 Tahun. Mereka adalah satu dari 22 Komunitas Adat dari seluruh Dunia yang di Anugerahi penghargaan karena telah berhasil menjaga lingkungan dengan cara mereka masih-masing. 

PBB menghargai upaya-upaya Masyarakat asli atau Indigenius People dalam hidup selaras dengan alam dalam berbisnis maupun berkehidupan sehari-hari dengan harapan upaya-upaya mereka dapat di terapkan dalam skala yang lebih besar dan global, khususnya untuk penanganan perubahan iklim. Komunitas Adat Dayak Iban sukses mengelola hutan dengan hukum-hukum Adat. Enam ribu hektar lahan di peruntukan untuk hutan lindung dan lebih dari 3000 hektar untuk kebutuhan pangan. Hutan mereka di perkirakan telah menyerap lebih dari 1,3 juta ton karbon, namun di tanah, air mereka masih berjuang lebih dari 40 tahun untuk mendapatkan pengakuan secara Legal hak-hak mereka atas hutan Adat yang selama ini mereka kelola, meski mereka telah di anugerahi Kalpataru.
Menurut Bandi Apai Janggut " Hutan tersebut di jaga, ikan di jaga, binatang di jaga, burung di jaga, rotan dan kayu atau pohon di jaga, dan semuanya itu akan terus di jaga, ungkapnya".

Komunitas-komunitas Adat yang hadir mengajar warga Dunia menerapkan pola berpikir " Tanah sebagai Ibu, Hutan sebagai Ayah, Air sebagai Darah" dalam kehidupan sehari-hari.
Malam penganugerahan di tutup dengan penyampaian aspirasi anak-anak muda Suku Dayak asli. Kinan Tegar, aktivis lingkungan hidup berusia 14 tahun dari Suku Dayak Iban turut ambil bagian.

Komentar